Kisah Kabayan Saba Jepang (Part 2)

“Kabayan Lagi Apes”
        By Lisman Suryanegara

“Handphone-ku mana ya… duh HPku hilang” ujar si Kabayan sambil
merogoh saku celananya. Saat itu dia baru saja turun dari kereta
Keihan line di stasiun Obaku, sepulang jalan-jalan dari Sanjo, Kyoto
bersama sahabatnya Rizal. Mereka berdua adalah pelajar Indonesia yang
sedang kuliah di Kyoto University, Jepang.

“Loh, tadi aku lihat kamu masih telpon-telponan sama si Iteung di
Chusozima” jawab Rizal mengingatkan sahabatnya.

“Wah, jangan-jangan aku kecopetan saat di kereta tadi” kata si
Kabayan coba-coba mereka kejadian.
 
“Ah gak mungkin, ini kan Jepang… kamu tahu kan orang Jepang itu pada
jujur?” sanggah Rizal membantah dugaan si Kabayan.

“Duh, gimana ya… apa aku harus kejar itu kereta sampai ke stasiun
Uji?” Tanya si Kabayan bingung.

“Gini aja, mending kamu lapor dulu sama petugas di stasiun sini,
kalau memang HPmu jatuh di kereta, nanti pasti balik lag” saran
Rizal bijak, menenangkan sahabatnya.

Si Kabayan setuju, akhirnya dengan bahasa Jepang yang pas-pasan,
dia berhasil melaporkan kehilangan HPnya. Dengan susah payah dia
mengisi alamat dalam form yang penuh dengan tulisan kanji. Setelah
selesai lapor, mereka pergi ke lab masing-masing di Kyodai Uji Campus.

Keesokan harinya, Rizal mendapati sahabatnya dengan wajah kurang
gembira sedang duduk di kantin. Padahal biasanya, si Kabayan selalu
riang.

“Kabayan, kok kamu kayak orang sedih sich, kenapa? Mikirin HP ya?” Tanya
Rizal penuh simpati.

“Iya, tadi pagi aku pergi ke stasiun Ohbaku untuk nanyain itu HP,
eh ternyata HPku udah ada di sana loh, katanya sich ada orang yang
baik hati menemukan HPku terjatuh di kereta”jawab Kabayan menerangkan
kronologis kembalinya HP dengan panjang lebar.

“Ya syukurlah, terus kenapa wajahmu memelas gitu, kayak orang yang
kecewa?” selidik Rizal penasaran.

“Kemarin setelah aku kehilangan HP, aku pergi ke kantor telpon au,
minta HPku diblokir. Terus hari ini, aku balik lagi ke kantor tsb
untuk membuka blokirannya. Eh, taunya aku dikenakan biaya 2.750 yen”
ujar si Kabayan gemes.

“Loh,lagian kamu ngapain buru-buru lapor sama mereka, sabar dua
hari kenapa?” Tanya Rizal heran.

“Aku kan takut. Siapa tahu HP itu diambil orang, terus dipakai
nelpon sana-sini, lalu aku harus bayar mahal di akhir bulan” jawab si
Kabayan menerangkan alasannya.

“Kan udah aku bilangin, ini Jepang men! bukan INDONESIA! Barang
hilang pasti balik lagi, nggak kayak di Jakarta, dompet dirante aja
masih bisa dicopet!” cerocos Rizal mengkuliahi si Kabayan.

“Iya, aku tahu kalau orang Jepang itu pada jujur, masalahnya
sekarang kan di Kyoto banyak mahasiswa Indonesia. Coba kalau yang
nemukan HPku orangnya kayak elo… bablas deh HPku” sergah si Kabayan
sambil ketawa.

Dengan perasaan sedikit gondok, Rizal ngomong “Ya udah, syukurin
aja tuh 2.750 yen… ” ketusnya sambil ngeloyor pergi, meninggalkan
si Kabayan yang lagi cekikikan.

**** TAMAT ****

Catatan: uang 2.750 yen cukup buat lima kali makan si Kabayan di
kantin.

Leave a comment